Oleh: Mahyuni Ilyadi, S.Pd.I
Guru MAN 2 Balangan
Pendahuluan
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang sering kali menilai kecantikan hanya dari sudut pandang fisik, ada sebuah pesan mendalam tentang betapa berartinya setiap individu sebagai makhluk yang diciptakan dengan keindahan dan nilai yang tak ternilai. Pesan ini mengingatkan kita bahwa kecantikan sejati tidak terletak pada penampilan luar semata, melainkan pada kepribadian, keimanan, dan cara seseorang merawat diri. Dalam konteks ini, pernyataan kata-kata hikmah dari Riham Mahmoud memberikan wawasan yang mendalam tentang pentingnya menghargai diri sendiri dan bagaimana merawat diri dengan penuh makna dalam perspektif Islam.
Kecantikan Hakiki: Melewati Batas Penampilan Fisik
Pernyataan dalam kata hikmah,
انتى اجمل ما فى الدنيا
مهما كان شكلك او عمرك أو وزنك
انتى زهرة الدنيا
“Kamu adalah yang terindah di dunia. Apapun bentukmu, usia, atau berat badanmu, kamu adalah bunga dunia,”
Ini menyiratkan bahwa kecantikan sejati melampaui batas-batas fisik. Islam mengajarkan bahwa setiap manusia diciptakan dengan keindahan yang unik. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surah At-Tin ayat 4:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” Kecantikan hakiki terletak pada kualitas batin, seperti akhlak yang baik, keimanan yang kuat, dan niat yang tulus.
Teladan Adam dan Hawa: Keindahan dalam Kasih Sayang dan Kehidupan
Kata hikmah ini juga mengacu pada kisah Adam dan Hawa,
آدم مع انه كان فى الجنه التى اجمل من الدنيا
اشتكى الوحده فانعم عليه بحواء كانت اجمل من الجنه
“Adam, meskipun ia berada di surga yang lebih indah daripada dunia, merasakan kesepian dan Allah memberinya Hawa yang lebih indah dari surga itu.”
Dalam Islam, Hawa adalah anugerah dan lambang dari keindahan dan kebersamaan. Kisah ini mengajarkan bahwa hubungan yang baik dan penuh kasih adalah bagian dari keindahan hidup. Hawa, sebagai pendamping Adam, menggambarkan betapa pentingnya peran wanita dalam melengkapi dan memperindah kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat.
Menilai Diri Sebagai Surga: Makna dan Pentingnya Merawat Diri
Pernyataan selanjutnya dalam kata hikmah,
انتى جنه و اهتمامك بنفسك له معنى
لا تقولى الجنه تحتاج بستانى يراعيها
لو انك لا ترى نفسك جنه لن يراعكى احد
“Kamu adalah laksana taman, dan merawat dirimu sendiri memiliki makna. Jangan bilang bahwa taman memerlukan seorang tukang kebun untuk merawatnya. Jika kamu tidak melihat dirimu sebagai taman, tidak ada yang akan merawatmu.”
Kalimat ini mengajak kita untuk melihat diri sendiri sebagai sesuatu yang sangat berharga. Dalam konteks ini, merawat diri bukan hanya tentang penampilan fisik, tetapi juga tentang menjaga kesehatan mental, spiritual, dan emosional. Islam mengajarkan bahwa setiap individu harus menjaga diri mereka dengan baik, baik secara jasmani maupun rohani. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إن الله جميل يحب الجمال
“Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan.” (HR. Muslim).
Merawat diri adalah bentuk penghargaan terhadap ciptaan Allah dan merupakan bagian dari ibadah.
Menghargai Nilai Diri dan Kecantikan
Lebih lanjut, dalam kata hikmah menekankan bahwa
لازم الجنه تعرف قيمتها لكى يعرف الجميع يحترم جمالها
“Surga harus mengenal nilainya agar semua orang menghargai keindahannya.”
Ini mencerminkan pentingnya pemahaman diri dan kesadaran akan nilai kita. Dalam Islam, mengenal dan menghargai diri sendiri adalah langkah awal untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Hujurat ayat 13:
اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
“Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa di antara kamu.” Kesadaran akan nilai diri mendorong kita untuk memelihara keindahan dan kebajikan dalam hidup kita.
Cahaya Dalam Senyuman dan Tindakan
Kata hikmah ini juga menggambarkan keindahan dalam senyuman dan tindakan:
شوفى نفسك لما بتضحكى ازاى منورة
لاء دى الدنيا كلها بيكى منورة
“Lihatlah dirimu ketika tersenyum, betapa bersinarnya dirimu. Tidak, seluruh dunia bersinar karena kamu.”
Senyuman yang tulus dan tindakan baik yang dilakukan dengan niat ikhlas dapat memberikan dampak positif bagi orang lain. Dalam Islam, tindakan baik dan niat tulus adalah bagian dari cara kita menerangi dunia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
“Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah.” (HR. Muslim). Dengan menunjukkan sikap positif dan penuh kasih, kita dapat membawa kebaikan dan cahaya ke dalam kehidupan orang-orang di sekitar kita.
Merawat Cahaya Diri untuk Kebaikan Bersama
Pernyataan terakhir dalam kata hikmah mengingatkan kita untuk
نورى الدنيا بحبك لله و بفعلك لله
و اهتمى بنورك تنور دنياكى للناس كلها و اعمليها لله
“Terangi dunia dengan cintamu kepada Allah dan tindakanmu untuk-Nya.
Rawatlah cahaya dalam dirimu agar dunia menjadi lebih terang bagi semua orang dan lakukan semua itu untuk Allah.”
Ini menegaskan pentingnya niat dalam setiap tindakan. Dalam Islam, setiap amal yang dilakukan dengan niat ikhlas untuk Allah memiliki nilai yang besar. Merawat cahaya dalam diri kita dan melakukan segala sesuatu untuk Allah bukan hanya bermanfaat bagi diri kita sendiri tetapi juga untuk orang lain. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Ma’idah ayat 2:
وَتَعاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوى وَلا تَعاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقابِ
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan.”
Kesimpulan
Pesan dalam teks ini mengajarkan kita untuk melihat dan menghargai diri sendiri dari sudut pandang yang lebih dalam. Kecantikan sejati bukan hanya terletak pada penampilan luar tetapi pada keimanan, akhlak, dan niat kita. Dalam perspektif Islam, setiap individu adalah makhluk yang berharga dan unik, dan merawat diri dengan baik adalah bagian dari ibadah kepada Allah. Dengan memahami nilai diri dan melakukan tindakan baik dengan niat yang tulus, kita dapat menerangi dunia dan memberikan manfaat bagi sesama. Pesan ini mengingatkan kita bahwa kecantikan dan cahaya sejati berasal dari dalam diri dan dari niat kita untuk melakukan kebaikan.
(Balangan, 19 Februari 2025 M/ 20 Sya’ban 1446 H)