Banjarmasin, iloenxnews.com || Di tengah fakta bahwa potensi konflik akan selalu ada, maka kondisi damai dan harmonis harus terus dirawat dan dijaga. Dengan kegiatan bersama antar komunitas agama berbeda ini yang digagas oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Ford Foundation bersama dengan Institut Leimena dan Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS), diharapkan komunitas sebagai kelompok terkecil masyarakat yang menyentuh langsung lapisan masyarakat dapat menjadi “bibit” bagi perekat kesatuan bangsa.
Karena komunitas terkecil ini punya potensi untuk bertambah keanggotaannya, bertumbuh dan berkembang di masyarakat sehingga kegiatan ini akan berkelanjutan dan dapat berkembang besar. Untuk itu diadakanlah serasehan, workshop dan pelatihan yang melibatkan semua organisasi keagamaan yang ada di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan membentuk simpul-simpul komunitas.
Kemudian simpul-simpul komunitas tersebut mempelajari dan mempraktikkan toleransi pro eksistensi, karena proses diskusi dan kerjasama merupakan point penting untuk terlaksananya kegiatan. Dalam proses ini, semua belajar untuk tidak hanya menerima perbedaan tapi dapat bekerja sama dan bergaul dengan umat lain.
Setelah itu simpul-simpul digabung hingga terbentuk kluster-kluster yang salah satunya adalah Kluster Kayuh Baimbai yang terdiri dari 3 simpul yaitu : Simpul Wanita Islam, Simpul Gereja Protestan di Indonesia Barat (GPIB) dan Simpul Pura Agung Jagat Natha.
Kegiatan yang bertema “Bersama Membangun Kompetensi Individu, Kompetensi Komparatif dan Kompetensi Kolaboratif dalam Keberagaman untuk Mewujudkan Toleransi Pro Eksistensi Demi Indonesia yang Damai dan Harmonis” ini diselenggarakan tak tanggung-tanggung, Mereka melakukan aksi bersih-bersih rumah ibadah secara gotong royong, Jum’at (27/12/2024). Giat yang digelar sejak pukul 7 pagi ini juga diwarnai dengan Program Jum’at Berkah yakni pembagian konsumsi untuk orang yang tidak mampu.
Sebelum digelar kegiatan, mereka bersilaturrahmi ke rumah Ketua RT sekitar dan para pengurus ketiga rumah ibadah untuk menyampaikan kegiatan-kegiatan kluster dan meminta izin pinjam tempat.
Mendapat izin, mereka menyiapkan perlengkapan yang akan digunakan saat kegiatan antara lain alat-alat kebersihan, nasi bungkus untuk dibagikan, souvenir untuk kenang-kenangan para RT dan pengurus tempat ibadah tersebut.
Acara dibuka langsung oleh Drs. H. Ilham Masykuri Hamdie, M.Ag. Jebolan Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin Fakultas Hukum Tatanegara (Siyasah Syar’iyyah) ini juga memberikan sambutannya, selain Ketua Panitia Pelaksana Ni Nyoman Suarniki dan Ketua RT.

3 rumah ibadah milik 3 agama mereka bersihkan, yakni Halaman Mesjid Baiturrahman, Jalan Gatot Subroto Kelurahan Pengambangan Kecamatan Banjarmasin Timur, Halaman Gereja Gedung Serba Guna (GSG) GPIB Maranatha, Jalan Simpang Gatot Subroto Kelurahan Kuripan Kecamatan Banjarmasin Timur, dan Halaman Pura Agung Jagat Natha, Jalan Gatot Subroto Nomor 11 Kelurahan Pengambangan Kecamatan Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Selang 23 hari kemudian, Ahad (19/1/2025) juga dilaksanakan kegiatan yang memberi manfaat kepada masyarakat yaitu Pelatihan Eco Enzyme di GSG GPIB Maranatha. Pesertanya dari unsur Simpul Wanita Islam, Simpul GPIB, Simpul Pura Agung Jagat Natha, para Ketua RT di sekitar tempat ibadah, para pengurus tempat ibadah dan masyarakat sekitar.
Pelatihan Eco Enzyme adalah kegiatan yang mengajarkan cara membuat cairan eco enzyme dari sampah organik. Eco Enzyme merupakan cairan alami yang dihasilkan dari fermentasi sampah organik, air, dan gula.

Acara dibuka langsung oleh Dr. Fatrawati Kumari, M.Hum. Dalam materi yang disampaikan tujuan pelatihan Eco Enzyme adalah untuk mengurangi sampah organik rumah tangga, menumbuhkan minat wirausaha, meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam mengelola sampah organik, memberdayakan ekonomi rumah tangga, dan memberikan perubahan terhadap cara pandang masyarakat terhadap limbah organik.
(ichal iloenx)