Randu Alamsyah: Keranjingan Gawai Penyebab Orang Malas Baca

Peserta Sosialisasi memenuhi ruangan Aula Dispersip Kalsel. (foto: ichal iloenx)

Banjarmasin, iloenxnews.com || Dalam Rangka Hari Buku Nasional yang diperingati setiap tanggal 17 Mei, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar Sosialisasi Budaya Baca dan Literasi, Kamis (16/5/2024).

Acara yang diselenggarakan di Aula Dispersip Kalsel, Jalan Jenderal Ahmad Yani Paal 6,7 Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin ini mengambil tema “Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Potensi Lokal” dengan menghadirkan narasumber dari Pustakawan Ahli Utama Perpustakaan Nasional RI, Drs. Muhammad Syarif Bando, MM.

Dalam penyampaian materinya, Syarif Bando memaparkan tema “Menjadi Penulis yang Baik”. Dikatakannya, mengutip quotes Armin Martajasa disebut jika ingin mengenal dunia, membacalah dan jika kita ingin dikenal dunia, menulislah.

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah,” ujar Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia ke-5 masa jabatan 8 Juni 2016 – 6 Desember 2023 ini mengutip quotes Napoleon Bonaparte.

Sarjana Ilmu Perpustakaan dari Universitas Hasanuddin Makassar ini memberikan tips menjadi penulis yang baik yakni diawali membaca, kemudian berlatih menulis, mengasah keterampilan menulis, lalu mendapatkan umpan balik dan teruslah belajar.

Di sesi kedua, tampil sebagai pembicara yaitu penulis terkenal Randu Alamsyah. Pria asal Kecamatan Luwuk, ibu kota Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah, yang kini berdomisili di Banjarbaru, Kalimantan Selatan ini memberikan materi tentang “Kekuatan Membaca”.

“Banyak manfaat lain membaca buku yang jarang orang tahu. Anda mungkin terkejut melihat betapa bermanfaatnya itu,” katanya membuka paparan.

“Apa yang membedakan kita dengan orang-orang sukses? Membaca! Menurut penelitian yang dilakukan oleh pakar kebiasaan dan penciptaan kekayaan, Tom Corley menunjukkan bahwa orang sukses adalah pembaca setia buku pengembangan diri. Faktanya, 85% orang sukses membaca dua atau lebih buku pengembangan diri atau buku pendidikan per bulan,” tuturnya.

“Jika membaca begitu powerful, kenapa kita malas membaca? Ada 6 alasan kenapa orang malas membaca. Pertama, tak ada rasa ingin tahu. Kedua, tak ada waktu, ketiga tak sabar, keempat tak mau pusing. Kelima, tak punya motivasi dan terakhir karena keranjingan gawai.

Randu Alamsyah juga memaparkan kegunaan membaca buku non-fiksi dan fiksi. Membaca buku non-fiksi bisa mengajarkan fakta-fakta yang memperluas wawasan kita, memperdalam pengetahuan, melatih proses berpikir analitis, dan mengembangkan pemahaman yang lebih besar

Sedangkan kegunaan membaca buku fiksi, dapat meningkatkan fokus dan konsentrasi, melawan gejala depresi, membuat kita lebih empatik dan toleran, mencegah penurunan kognitif, tidur lebih nyenyak dan bisa memperpanjang umur.

Bunda Nunung saat memberikan sambutan di awal acara. (foto: ichal iloenx)

Kepala Dispersip Kalsel Dra. Hj. Nurliani Dardie, M.AP berharap dengan kegiatan ini para peserta dapat memahami cara memanfaatkan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat di Kalsel.

Barisan depan dari kiri ke kanan: Syarif Bando, Bunda Nunung dan Randu Alamsyah. (foto: ichal iloenx)

“Selain itu, melalui kegiatan ini dapat selalu terpromosikan minat baca dan menulis serta perpustakaan di Kalsel,” harap perempuan yang akrab disapa Bunda Nunung ini.

(ichal iloenx)