Banjarmasin, iloenxnews.com || Ada yang berbeda dengan tampilan film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film. Jika film lain menampilkan visualisasi yang colorful nan memanjakan mata, film ini justru didominasi oleh visualisasi berwarna hitam dan putih.
Rupanya hal ini dilakukan bukan tanpa alasan. Teknik monokrom dilakukan dengan tujuan agar mampu mengajak para penonton untuk terhanyut dalam kisah yang ada di filmnya. Tampilan hitam putih juga disebut bisa menggambarkan emosi yang dirasakan oleh pemeran film tersebut.
Dengan kata lain, teknik ini bisa membantu menguatkan pesan yang ingin disampaikan di film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film yakni tentang memahami arti kehilangan.
Film garapan rumah produksi Imajinari ini menceritakan tentang Bagus (Ringgo Agus Rahman) yang merupakan seorang penulis film adaptasi terkenal. Dia tengah dikejar deadline untuk merampungkan naskah film perdananya.
Lewat naskahnya itu, Bagus rupanya ingin menuliskan kisahnya yang berisi perasaannya kepada seorang perempuan bernama Hanna (Nirina Zubir), yang merupakan teman sekolahnya semasa SMA.
Tak disangka ketika proses penulisan naskah, Bagus dipertemukan dengan Hanna. Ia rupanya bekerja sebagai penjual bunga. Lantas mereka pun kembali menjalin komunikasi setelah sekian lama.
Semakin hari keduanya makin akrab. Hal itu kemudian membuat naskah yang ditulis Bagus pun menjadi memiliki banyak menambah sisi romansa. Bagus yang tadinya ingin memperjuangkan cintanya, tapi terhalang oleh sikap Hanna terhadapnya.
Usut punya usut, Hanna rupanya baru saja ditimpa duka. Sang suaminya meninggal dunia. Hal itu membuatnya belum siap untuk menjalani hubungan yang baru. Hanna merasa dirinya sudah tidak muda lagi dan tidak cocok untuk menjalin cinta layaknya di film-film.
Well, setelah mengetahui sinopsis Jatuh Cinta Seperti di Film-Film, kamu makin antusias bukan menontonnya? Jangan lupa saksikan langsung kisah Bagus dan Hanna di layar bioskop XXI Duta Mall Banjarmasin. Pantau jam tayang dan harga tiketnya di kolom atas.
(ichal iloenx)
