Acil Odah: TB Penyebab Kematian Kedua di Dunia Setelah Covid-19

Banjarmasin, iloenxnews.com ||  Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) dan Kesehatan Lingkungan (Kesling) melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) program Tuberkulosis (TB) tingkat Provinsi Kalsel di Ruangan Raphia IV lantai 4 Hotel Rattan Inn, Jalan Jenderal Ahmad Yani Paal 5, RW 7, Kelurahan Pemurus Dalam, Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin, Kalsel, selama 3 hari dari tanggal 29-31 Mei 2024.

Acara yang dimulai Pukul 13:00 Wita tersebut diikuti oleh unsur tenaga kesehatan (nakes) dari Dinkes dan rumah sakit, dari 13 kabupaten/kota di  Kalsel serta Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda).

Kepala Dinkes Provinsi Kalsel  Hj. Raudatul Jannah, SKM., M.Kes (Acil Odah) dalam sambutannya yang disampaikan oleh Sekretaris Dinkes Kalsel Mutia Iflah, S.Si mengingatkan TB masih menjadi masalah kesehatan global hingga sekarang sebagai penyakit menular, TB menjadi pembunuh yang paling memematikan di dunia, berdasarkan laporan Global TB Report 2023 Indonesia menduduki peringkat kedua Beban TBC setelah negara India.

Ia, mengatakan secara global diperkirakan 10,6 juta orang sakit TBC dan 1,4 juta kematian akibat TBC termasuk HIV negatif dan 187.000 kematian termasuk HIV Positif pada tahun 2022, TB menjadi penyebab kematian kedua di dunia setelah Virus Corona (Covid-19)

“Dan Strategi akhiri TBC menetapkan pencapaian (untuk tahun 2020 dan 2025) adalah 90% untuk penemuan dan pengobatan TBC Kalsel, dimana angka penemuan kasus TBC dari tahun 2020 sebesar 23,63% menjadi 63,4% tahun 2023,” ungkap Mutia Iflah dalam sambutan.

Tetapi ujar Mutia, peningkatan angka penemuan kasus tersebut masih di bawah target nasional, namun juga angka keberhasilan pengobatan TBC di Kalsel mengalami penurunan dari 84,9% tahun 2021 menjadi 83,6% tahun 2023, dan masih berada di bawah target nasional yang telah di tetapkan sebesar 90%.

Di sesi wawancara, Mutia Iflah menjelaskan bahwa Dinkes Kalsel dalam hal ini sama-sama ingin mengevaluasi kembali bagaimana Program TB di masing-masing kabupaten/kota.

“Tentunya untuk bersinergi dengan kawan-kawan seluruh seksi P2PM, khususnya program TB yang tersebar di seluruh kabupaten/kota serta pengelola program di beberapa rumah sakit yang ada di Kalsel. Kita akan diskusi sama-sama, apa-apa yang selama ini menjadi kendala, tantangan dan menyepakati rencana tindak lanjut bersama,” ujar Mutia Iflah.

Pada kesempatan yang sama Kepala Seksi (Kasi) P2PM dan Kesling Dinkes Kalsel, Rizqy Nofal, S.Kep. Ners berupaya juga untuk pencapaian target nasional, salah satunya membuat media komunikasi informasi serta edukasi terkait deteksi dini, pencegahan dan tata laksana penyakit menular berupa, pamflet, spanduk, poster juga stiker.

Pihaknya juga berupaya membentuk 1 kampung Peduli TBC di wilayah kabupaten/kota se-Kalsel sebagai percontohan, dengan mengundang camat, kepala desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, Babinsa-Bhabinkamtibmas, serta kader dan kepala desa se-kecamatan.

“Dalam hal untuk mencapai target, menghentikan diskriminasi, serta meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat, dengan harapan semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya mencegah penyakit serta pengobatan, sehingga semakin banyak yang mau berobat dan semakin banyak yang kita temukan, sehingga resiko penularan TB semakin kecil,” tuturnya.

(ichal iloenx)